Tugas Pertemuan ke 3 PTIK
Generasi
Milenial dan Era Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Dimana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan, fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Padahal, toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah serius atau minim pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online. Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola belanja online.
Revolusi Industri
Pertama ditandai dengan mekanisasi produksi menggunakan tenaga air dan uap.
Lalu, produksi massal menjadi sebuah kemungkinan yang terbuka berkat adanya
tenaga listrik pada Revolusi Industri Kedua. Sektor industri kemudian bisa
mewujudkan otomatisasi produksi pada Revolusi Industri Ketiga karena dukungan
industri elektronik dan teknologi informasi. Semua perubahan itu mendorong manusia
beradaptasi, karena pada akhirnya akan mengubah perilaku, cara bekerja hingga
tuntutan keterampilan.
Era Industri 4.0 akan
terus menghadirkan banyak perubahan yang tak bisa dibendung. Karena itu, ada
urgensinya jika negara perlu berupaya maksimal dan lebih gencar memberi
pemahaman kepada semua elemen masyarakat tentang hakikat era Industri 4.0
dengan segala konsekuensi logisnya. Langkah ini penting karena belum banyak
yang berminat memahami Industri 4.0. Masyarakat memang sudah melakoni beberapa
perubahan itu, tetapi kepedulian pada tantangan di era digitalisasi dan otomasi
sekarang ini pun terbilang minim.
Dalam konteks industri
dan produksi, Industri 4.0 dipahami sebagai komputerisasi pabrik, atau otomasi
dan rekonsiliasi data guna mewujudkan pabrik yang cerdas (smart factories).
Terstruktur dalam pabrik cerdas ini adalah robot atau cyber physical system (sistem
siber-fisik), Internet untuk Segala (IoT), komputasi awan (cloud), dan komputasi
kognitif. Semuanya serba digital. Sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,
menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang
tidak terpusat. Kemudian, melalui IoT, sistem siber-fisik berkomunikasi dan
bekerja sama satu sama lain dan dengan manusia secara bersamaan. Lewat cloud, disediakan layanan
internal dan lintas organisasi, yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam
rantai nilai manufaktur.
Dampak dari
Revolusi Industri 4.0 diprediksi akan menghilangkan beberapa jenis pekerjaan
karena digantikan sistem komputerisasi atau digital. Berdasarkan studi yang
dilakukan oleh McKinsey Global Institute pada 46 negara di seluruh dunia,
ditemukan bahwa lebih dari 800 juta pekerjaan akan tergantikan oleh adanya
automasi. Hal ini menjadi tantangan dari para generasi muda ke depannya.
Sebagai salah satu SDM Indonesia, generasi milenial pun tak
luput dari perubahan yang dibawa revolusi industri 4.0. Generasi ini harus
bersiap dengan kondisi tersebut karena masa depan industri dan manufaktur
Indonesia berada di tangan mereka. Tak hanya pintar dan menguasai teori,
mereka harus memiliki kemampuan belajar (learning ability) tinggi untuk
mengikuti perubahan yang berlangsung cepat. Terlebih bagi mereka yang ingin
bekerja di bidang teknik dan menjadi engineer.
Untuk bisa memiliki tingkat kemampuan belajar yang tinggi
mereka harus melatihnya sejak dini saat mulai masuk kuliah. Dalam hal
ini, lembaga pendidikanlah yang memegang peran penting untuk membuat generasi
milenial memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Ini berarti lembaga pedidikan
harus bisa mengasah kemampuan belajar mahasiswanya agar mampu mengikuti
perubahan yang terjadi dengan cepat. Dengan demikian mereka mampu menjawab
tantangan yang datang bersama industri 4.0.
Menghadapi era Industri 4.0, generasi milenial
Indonesia harus menjadi SDM yang hebat. Karena pada era 4.0, industri yang
menjadi lapangan kerja, menuntut produktivitas yang tinggi, efisien dan
efektif. Tentu itu semua menuntut SDM yang siap menjadi penerap teknologi yang
terkini
Oleh
karena itu, untuk mewujudkan 'Indonesia Emas', Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi sangat diperlukan.
Selain
itu, faktor pendukung lainnya seperti inovasi, kreativitas serta kecepatan juga
diperlukan untuk mengejar ketertinggalan negara ini dari negara lainnya.
Sumber artikel
https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/03/17521731/milenial-siap-siap-sambut-revolusi-industri-40
https://news.detik.com/kolom/d-3981811/generasi-milenial-dan-era-industri-40
Komentar
Posting Komentar